Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pembunuh Pengusaha Roti Maros, Ayah dan Anak Terungkap. Bukan Rampok tapi Sakit Hati

Senin, 11 Desember 2023 | 19:10 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-12T15:25:31Z

Tersangka A alias Black ketika diinterogasi petugas (Foto: Istimewa). 

NuansaBaru.ID, TURIKALE MAROS - Setelah melakukan lidik dan pengejaran selama 3 x 24 jam lebih pasca kejadian, akhirnya Tim Reskrim Polres Maros yang bekerjasama dengan Tim Resmob Polda Sulsel berhasil mengungkap tersangka pelaku pembunuhan ayah dan anak di Maros Sulsel. 


Tersangka pelakunya ternyata seorang pemuda bernama Andi alias Black, (20 tahun), yang diinisialkan A. Tersangka A dibekuk petugas di sebuah tempat di Lingkungan (Kampung) Sanggalea Maros Sulawesi Selatan, Sabtu malam, 9 Desember 2023.

Karena aksi pembunuhan itu terjadi, 6 Desember 2023 sekira pukul 04.30 WITA dinihari, sesaat sebelum salat Subuh, praktis hanya 3 hari lebih, tim bentukan Polres Maros yang disertai Resmob Polda Sulsel sukses mengungkap pelakunya.

Hanya saja, lantaran pelaku disebutkan melawan petugas, sehingga tersangka A dilumpuhkan dengan dihadiahi timah panas yang mengenai betis kanannya. Tersangka harus dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk perawatan sesaat kemudian diamankan di ruang tahanan Mapolres Maros.

Kabidhumas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana kepada wartawan yang menghubungi membenarkan terungkapnya tersangka pelakunya. Kabidhumas mengakui, pengkapan itu telah disampaikan Kapolres Maros ke Polda Sulsel.

"Tersangkanya sudah ditangkap. Motifnya, masih didalami Polres Maros, " kata Kabidhumas, (10/12-2023). 



Kapolres Maros AKBP Awaluddi Amin komitmen  penegakan hukum bagi pelaku kriminal. (Foto: Dok Sihumas Polres Maros).

Sakit Hati Berujung Pembunuhan Sadis

Sementara Kapolres Maros AKBP Awaluddin Amin kepada awak media mengatakan pelaku ditangkap di wilayah Maros pada Sabtu, (9/12-2023) malam. Penangkapan pelaku atas dukungan tim Resmob Polda Sulsel.

"Alhamdulillah tadi malam (9/12-2023 -red) ditangkap oleh teman-teman tim gabungan Polres Maros dan Krimum Polda," kata Awaluddin Amin, kepada wartawan, Minggu (10/12-2023).

Kapolres yang dikenal merupakan cucu mendiang Bupati Pangkep H Hasan Samana, tak menjelaskan lebih jauh tentang proses penangkapan tersangka. Namun, ia mengakui jika pihaknya sudah bekerja maksimal memburu pelaku.

Dikatakan, sejak pertama saat olah TKP, Polres Maros langsung membentuk tim gabungan untuk mengungkap pelakunya.

"Pelaku saat ini masih diamankan di Polres Maros untuk didalami. Teman-teman penyidik sedang memperkuat seluruh alat bukti untuk menjerat tersangka," jelas Awaluddin.

Tentang motifnya, Kapolres Maros mengatakan pelaku membunuh karena menyimpan dendam terhadap korban. Namun polisi masih mendalami motifnya.

"Sakit hati berujung pembunuhan sadis. Tapi tetap kita masih pendalaman terkait motif itu," ujar Awaluddin.

Kapolres juga menyatakan komitmennya untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kriminal. Sembari Kapolres meminta masyarajat bersabar menunggu proses dan hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas.


Suasana ketika kedua korban dievakuasi dan diidentifikasi petugas, Rabu 6 Desember 2023 pagi, sesaat pasca kejadian. (Foto: Istimewa). 

Tersangka Masuk Lewat Pintu Depan

Sementara itu, diperoleh informasi tersangka A diciduk petugas di Jalan Taniaga, Kampung (Lingkungan) Sanggalea Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale, Maros, Sabtu malam, (9/11-2023). Sehari-sehari wilayah itu juga dikenal masyatakat dengan nama Maccopa.

Sebagaimana telah diberitakan media ini edisi 6 Desember 2023, bahwa di Sanggalea, sebuah ruko berlantai 3 disatroni rampok dan membunuh pemilik ruko bernama Makmuŕ (53 tahun) dan anaknya Abdillah Makmur (27 tahun). Makmur dikenal warga sebagai pengusha roti dan juga sarang burung walet.

Sesuai pengakuan awal Uswatul Hasanah (23 tahun), anaknya (putri Makmur) lelaki itu berkelahi (duel) dengan ayahnya (Makmur) dan saudara lakinya (Abdillah) di lantai 2 rumahnya. Uswatul mengintipnya dari lantai 3.

Lelaki itu, katànya, juga sempat mengobrak-abrik meja, memasuki kamar ibunya dan mengancamnya. Lelaki itu membawa lari sejumlah uang, dari laci meja, namun tak jelas jumlah uang yang dibawa kabur. Hal ini mengindikasikan lelaki itu rampok (pencurian dengan kekerasan).

Karena semua pintu terkunci, Uswatul juga memperkirakan satu-satunya cara lelaki itu masuk ke dalam rumah lewat jendela samping rumah.

Dikaitkan dengan keterangan awal tersangka berdasarkan interogasi petugas, ternyata ada perbedaan. Diantaranya, motifnya diperkirakan rampok ternyata bukan rampok. Tersangka A mengakui melakukan itu karena sakit hati atau dendam.

Perbedaan lainnya, Uswatul menduga lelaki itu masuk lewat jendela, ternyata lelaki itu lewat pintu depan setelah menggedor pintu, lalu dibukakan oleh Abdillah, kakak Uswatul yang jadi korban bersama ayahnya. Namun, kasus ini terus didalami penyidik.


Tersangka A di atas kursi roda lantaran telah dihadiahi timah panas betis kanannya karena menantang petugas saat penangkapan. (Foto: Istimewa).
 
Tersangka Akui Gunakan Gunting
Habisi 2 Orang. Betulkah itu?


Tersangka A mengakui awalnya ia mengetukting (menggedor) pintu. Karena tidak digubris, ia menendang pintu, barulah pintu dibuka oleh Abdillah.

Saya ketuk-ketuk tidak dibuka, saya tendang baru dibuka dia," kata tersangka A. Saat diinterogasi polisi, Minggu (10/12/2023).

Tersangka A mengaku mendorong Abdillah hingga berlari ke lantai 2. "Saya jadi berkelahi. Dia kalah, saya dapat gunting," katanya.

Setelah itu, Makmur (ayah Abdillah) muncul membawa tongkat. Makmur yang melihat anaknya terkapar lantas menyerang lelaki itu dengan menggunakan tongkatnya. Tersangka A berhasil merebut tongkat Makmur.

"Saya ambil (tingkat itu), saya pukul dia lalu berkelahi dia jatuh saya tikam dengan gunting," aku tersangka A.

Dari duel tersebut membuat Makmur terkena tusukan gunting pada bagian mata. Sedangkan Abdillah terkena gunting pada bagian lehernya. Setelah itu, ia masuk kamar isterinya Makmur.

"Saya masuk kamar, saya lihat ada istrinya di situ saya ambil dan kunci mobil saya kumpulkan baru saya simpan di dekat korban," sebutnya.

Dari pengakuan tersangka juga mengesankan adanya penyesalan. Dalam memberikan keterangan dikabarkan tersangka sempat menangis dan menyatakan dirinya sebagai tulang punggung keluarga.

Sedikit catatan redaksi media ini, dari pengakuan awal tersangka selayaknya penyidik patut mendalami. Dengan asumsi, sesuai pengakuannya, tersangka seolah-olah datang dengan tangan kosong.

Padahal, ia berani menggedor dan menendang pintu, sehingga ia hanya menggunakan gunting yang kebetulan didapat untuk menghabisi 2 korban. Betulkah itu? Demikian juga sementara motif sementara karena sakit hati, seperti apa sakit hatinya itu? Jawabannya, penelusuran lebih dalam penyidik, ditunggu publik. (*).

Referensi: Berbagai sumber
Penulis/Editor: ABDUL

Hukum

×
Berita Terbaru Update