Abang Becak itu Haru dan Bahagia Tatap Muka dan Terima Uluran Tangan Arman Muis

Dari Jum'at Curhat Perdana Kapolres Parepare dengan Masyarakat Terpinggirkan 



La Habe penerima 1 (unit) becak tersenyum lebar dan bersalaman akrab dengan Kapolres Parepare AKBP Arman Muis dan juga Dg Ogah yang terima biaya perbaikan becak. (Foto: Sihumas Polres Parepare/Erwin)

NuansaBaru.ID, PAREPARE, Begitu memasuki hari ke-7 pasca pelantikan, Kapolres Parepare langsung melakukan silaturahmi dengan masyarakat. Pilihannya, masyarakat lapisan bawah. Dalam hal ini para tukang becak yang dikonotasikan sebagai kaum marginal atau terpinggirkan.

Narasinya dikisahkan Sihumas Polres Parepare dalam rilisnya berikut ini. Area di depan jalan masuk ke Pelabuhan Nusantara Kota Parepare mendadak ramai. Dipenuhi dengan ratusan becak alias kendaraan roda tiga yang dikayuh manual dengan menggunakan kaki sebagai sumber tenaganya.

Becak yang biasanya dikemudi abang becak yang di Makassar (baca: Sulsel) akrab disapa Daeng Becak, hari itu, Jum,at, (28/7-2023) justru terparkir rapi di sisi kanan dan kiri di sekitar area pelabuhan. Pemandangan tidak biasa ini mengundang tanya dari pengunjung maupun warga sekitar yang berada di area Pelabuhan Nusantara.

Apa gerangan yang terjadi? Seperti itulah lebih-kurang pertanyaan setiap orang yang melihat pemandangan tersebut. Setelah ditelisik, rupanya ratusan pemilik becak yang lazim dipanggil "Daeng Becak", sedang berkumpul, dan siap bertatap muka langsung dengan Kapolres Parepare baru AKBP Arman Muis, S.H., S.IK., M.M.

Bukan hanya daeng becak, kalangan terpinggirkan lainnya seperti tukang parkir maupun pedagang asongan pun duduk bersama di kursi yang telah disiapkan. Sesaat kemudian Kapolres Parepare Arman Muis pun datang dan tatap muka.yang bernuansa human interest (peduli kemanusiaan) pun digelar.

Temu akrab tersebut berlangsung di Gate Terminal Penumpang Pelabuhan Nuansantara, tepatnya di tempat menunggu (area tunggu) yang disediakan untuk penumpang kapal laut. Giat (baca: kegiatan) tersebut berlangsung dalam bingkai kegiatan kepolisian, Jum'at Curhat.

Curhatan Kapolres Parepare AKBP Amran Muis ni merupakan Jumat Curhat perdana (pertama kalinya) sejak diserahterimakan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso untuk menggantikan AKBP Andiko Wicaksono yang dialihtugadan sebagai Kapolres Pinrang.

Tatap muka ini dihadiri oleh General Manager PT. Pelindo Reg. IV Parepare, Sardi S.T., Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Parepare, Hj. Nurhayari, AMK, Kasi KBPP KSOP Parepare Abd. Latief, S.H.

Pada kegiatan ini, Kapolres Parepare disertai Kabag Ops Kompol Burhanuddin, Kapolsek KPN Iptu Sukri Abdullah, serta sejumlah perwira pertama dan bintara.


 Kapolres Parepare Arman Muis didampingi GM. PT. Pelindo Parepare, Sardi, Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Parepare Hj. Nurhayari dan Kasi KBPP KSOP, Abd Latief (Foto: Sihumas Polres Parepare/Erwin).

Himbau Penjual bukan di Trotoar. Cari Tempat yang tak Menggangu Kepentingan Orang Lain

Berbagai informasi maupun kondisi sosial yang terjadi saat ini muncul dan diserap oleh Arman Muis. Seperti parkiran pengunjung pelabuhan yang diminta tidak menggangu aktifitas warga lainnya dan sebagainya.

Bahkan seorang pedagang asongan yang bernama ibu Rostini mengambil kesempatan mengadu kepada Arman Muis. Rostini mengadukan perihal dirinya yang menjual makanan ringan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering dihalau karena menjual di trotoar jalan. Sementara anak jalanan yang berada di bawah lampu merah (traffict light) justru tidak pernah ditegur oleh petugas terkait.

Perihal pengaduan dari ibu Rostina, Kapolres Parepare Arman Muis memberikan pemahaman jika berjualan di atas trotoar itu tidak dibenarkan. Arman Muis pun menyarankan agar mencari tempat lain untuk berjualan yang tidak mengganggu kepentingan orang lain.

Arman juga mengatakan bahwa anak jalanan atau pengemis dan pedagang makanan di atas trotoar jalan adalah salah karena masing masing mengganggu pengguna jalan lainnya.

Serangkaian Jum'at Curhat itu, Kapokres Parepare juga menyerahkah bantuan sosial beruoa beras, uang tunai untuk biaya perbaikan becak bahkan ada yang mendapat bantuan 1 (unit) becak. 

Jelasnya, mereka mendapatkan bantuan 5 kilogram beras abang becak dan tercatat aekitar 20-an daeg becak maupun tukang parkir menerima bantuan yang langsung diserahkan dari tangan Arman Muis.

Sementara Dg Ogah, menerima bantuan berupa biaya ganti sparepart becak (ban) miliknya yang rusak. Sedangkan La Habe, yang beralamatkan di Tonrangeng bahkan menerima bantuan berupa 1 (unit) becak layak pakai.

Selanjutnya Arman Muis kemudian menggarisbawahi tatap muka itu dengan menggelorakan ungkapan bijak dalam Bahasa Daerah Bugis yang bernuansa kearifan lokal.

"Mari kita tanamkan semangat sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge. Filosofi ini merupakan warisan leluhur tanah Bugis yang diwariskan dari generasi ke generasi yang mengandung makna dan implementasi yang luas."
Demikian lebih-kurang seruan pamungkas Kapolres Parepare.

Rasa haru dan bahagia terpancar dari masyarakat lapisan bawah itu bisa bertemu langsung dan menerima uluran tangan dari sosok pimpinan polisi di Kota Parepare, kota yang belakangan berjuluk "Kota Cinta Sejati Habibie-Anun".

Akhirnya, Jumat Curhat yang dimulai pukul 13.30 dan berakhir pukul 14.45 Wita, bukan hanya serapan informasi yang diperoleh. Tapi juga makna senyum kebahagian dari para daeng becak yang mendapatkan bantuan langsung dari tangan Kapolres Parepare, Arman Muis.(*).

Penulis: MUSAFIR MUCHTAR

Editor: SUCI SRI WAHYUNI


Topik Terkait

Baca Juga :