Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Manusia di Hadapan Tuhan itu Sama, yang Beda di Hadapan ATM

Rabu, 03 Mei 2023 | 14:30 WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-05T17:17:22Z

 Tausiah K.H. Arifuddin Lewa Sempurnakan Tausiah K.H. Arifuddin Lewa Sempurnakan Salat Dzuhur dan Santap Siang Bersama Kapolda dan Pangdam 



Kiri: Kapolda Sulsel dan Pangdam XIV Hasanuddin dan jajarannya jadi jamaah salat dzuhur dan antusias ikuti tausiah di Masjid Syuhada 45 Mapolda Sulsel. Kanan: Pembawa tausiah, KH Arifuddin Lewa. (Foto-foto Bidhumas Polda Sulsel/Design NuansaBaru.ID). 


mReportase: Abdul Muin L.O. *)


Inspirasi menghadirkan mubaliq untuk memberikan tausiah dan memimpin doa bersama, menyempurnakan silaturahmi Salat Dzuhur dan Santap Siang Bersama Kapolda Sulsel - Pangdam XIV/Hasanuddin dan Jajarannya. Temu akrab itu jadinya bernuansa religi yang wallahualam bisa mendatangkan berkah sehingga doa makbul. Semoga! (Redaksi)


NuansaBaru.ID, MAKASSAR - Rasanya, tak bisa dipungkiri nilai lebih temu akrab Salat Dzuhur dan Santap Siang Bersama Kapolda Sulsel dengan Pangdam XIV/Hasanuddin lantaran mengundang ulama untuk memberikan pesan-pesan agama sambil memimpin doa.

Sebagaimana diketahui Salat Dzuhur dan Santap Siang Bersama Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso dengan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan jajaran berlangsung di Masjid Syuhada 45 Mapolda Sulsel, Selasa, 2 April 2023.

Ajang silaturahim spesial ini menghadirkan, Al Ustadz K.H. Arifuddin Lewa, seorang mubaliq yang akrab di telinga umat atau masyarakat Makassar dengan gaya khasnya yang meledak-ledak diselingi candaan yang membuat jamaah terkadang terkekeh.

Al Ustadz Arifuddin Lewa uang biasa disapa Ustadz Harli tampil membawakan tausiah usai Kapolda Sulsel dan Pangdam memberikan arahan. Mubaliq ini ternyata mengusung konsep yang juga terkait dengan betapa pentingnya silaturahim dan menjalin hubungan persaudaraan antarsesama.

Dikatakan, dalam mengarungi kehidupan ini manusia terkadang menemui cobaan atau ujian. Mubaliq ini menggambarkan bahwa ujian yang dihadapi manusia saat ini sebetulnya relatif kecil dan tak seberapa besarnya dibanding dengan ujian yang telah dihadapi penghulu kita Muhammad Rasulullah SAW.

Dalam riwayat, dicontohkan salah satunya. Ketika beliau dilempar tahi (kotoran manusia) oleh seorang justru Rasullah tetap sabar dan tegar menghadapinya. Kisah ini memang kerap dicontohkan para mubaliq yang lain dengan hikmah bahwa dalam riwayat Muhammad pernah dilempar tahi oleh orang Quraisy yang menentang ajaran Rasulullah.

Namun, pasca kejadian justru Muhammad bersilaturahmi kepada orang Qirasy yang telah melemparinya kotoran manusia. Ujung-ujungnya orang Quraisy itupun simpati dengan kelakuan Muhammad sehingga ia memutuskan masuk Islam.

Ihwal merajut kerukunan dan sinergitas, Arifuddin Lewa pun menyodorkan wujud kerukunan dan kekompakan semut yang patut dicontoh. Pendakwah ini pada prinsipnya menghimbau jamaah untuk rukun, bersinergi dan kompak seperti hewan kecil itu.

"Semut itu ada 4 golongan. Diantaranya ada semut merah, ada semut hitam dan yang lainnya. Kalau semut itu berpapasan di jalan, mereka singgah dahulu saling mencium baru pergi, " kilahnya menunjukkan begitu rukunnya makhluk ini dengan sesamanya.

Selengkapnya, baca juga:

Langkah Bijak itu Bertajuk Perkokoh
Sinergitas dan Soliditas TNI-Polri


Dari kiri: Usai tausiah foto bersama, Irdam XIV/Hasanuddin Brigjen TNI Dwi Endro Sasongko, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni, Al Ustadz K.H. Arifuddin Lewa, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan Wakapolda Sulsel, Brigjen Pol Chuzaini Patoppoi (Foto: Bidhumas Polda Sulsel)

Arifuddin Lewa Bangga Bisa
Bersama Pangdam dan Kapolda

Masih tentang semut, dalam riwayat pemuka agama ini juga mengungkap jasa semut ketika Nabi Ibrahim dibakar api, semut berdatangan hendak menolongnya. sedangkan cecak justru berasumsi menyampaikan kepada semut bahwa tidak bisa lagi ditolong karena apinya besar.

Hikmah dari kisah ini, semut diriwayatkan sebagai makhluk penolong sedangkan cecak sebagai provokator. Oleh karena itu, mengkaitkan dengan arahan Kapolda dan Pangdam yang menyebutkan ada penghasut dan provokator, Arifuddin Lewa pun meminta kepada Pak Pangdam dan Pak Kapolda menghabisi itu provokator karena sangat berbahaya.

Di bagian lain ceramahnya, mubaliq bergaya humoris ini mengeluarkan statemen unik. "Manusia di hadapan Tuhan itu sama, yang berbeda di hadapan ATM, " ujarnya setengah berguyon yang membuat sejumlah jamaah tertawa dan tersenyum lebar.

Arifuddin Lewa tak menguraikan maksud ungkapan berbeda di hadapan ATM (Automatic Teller Machine) atau perangkat digital untuk menyimpan dan menarik uang. Sepintas bisa dimaknai setiap orang berbeda- banyaknya uang atau rezkinya. Ada orang ditakdirkan memiliki banyak uang atau rezkinya dan juga ada orang yang sedang atau kurang uangnya atau rezkinya.

Sebagai selingan, Arifuddim Lewa juga merasa tersanjung dan bangga bisa hadir bersama 2 sosok pimpinan tertinggi TNI-Polri di daerah ini (Pangdam dan Kapolda). Untuk itu, kepada juru foto, ia meminta usai acara mengabadikannya.

"Banggaku kalau saya berdiri kemudian diapit oleh Pangdam, Kapolda dan pejabat lain baru di-foto, maka fotonya saya akan pajang sebagai kenang-kenangan," pintanya. Keinginan Sang Mubaliq ini terkabul, dalam sesi foto bersama Arifuddin lewat di tengah diapit oleh Kapolda Sulsel dan Pangdam serta Wakapolda dan Irdam XIV/Hasanuddin.

Seterusnya, pemaparan yang begitu menyentak nurani jamaah, pendakwah itu memberikan semacam peringatan. Arifuddin Lewa mengingatkan, kalau sampai waktunya malaikal maut diperintahkan mencabut nyawa manusia, mau dia pejabat, orang kaya dan semuanya, tidak ada yang bisa menolaknya. Hikmahnya, semua makhluk ciptaan Tuhan akan menemui saat yang namanya maut atau ajal dan kematian.

Sejumlah pesan-pesan religi mubaliq itu tak diuraikan semuanya mengingat keterbatasan ruang. Yang pasti di akhir ceramahnya, mubaliq ini mengajak jamaah untuk bertasbih bersama kemudian berdoa bersama.

Ruang masjid Syuhada 45 pun bergema dengan suara tasbih, "Subhanallah, wal hamdulillah, wala Ilaha iIlellah, wallahu Akbar". Al Ustadz K.H. Arifuddin Lewa kemudian memimpin doa bersama.

Kapolda Sulsel Setyo Boedi Moempoeni dan Pangdam XIV/Hasanuddin, Totok Imam Santoso menengadakan tangan kepada Yang Khalik dan serentak diikuti para jamaah. Amin, amin YRA. Semoga doa ini makbul? (*). 

*) Penulis: Abdul Muin L.O
Redaktur Pelaksana NuansaBaru.ID

Editor: ABDUL


Hukum

×
Berita Terbaru Update