Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Indonesia Ditahan Vietnam, 0-0, Shin Tae-yong Disesalkan Lambat Turunkan Amunisi Baru

Sabtu, 07 Januari 2023 | 08:49 WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-07T08:31:18Z

 


Seteru Timnas Indonesia vs Vietnam di SUGBK Jakarta, Senin sore, (6/1-2023) (Foto: Dok. GOAL/Alvini Hanafi).


NUANSABARU.ID, JAKARTA - Laga perdana babak semifinal Piala AFF 2022 antara Timnas Indonesia vs Vietnam berakhir imbang, 0-0, tanpa gol. Strategi kedua pelatih, Shin Tae-yong dan Park Hang-seo dinilai berhasil untuk meramu pertahanan tim masing-masing sehingga tak ada yang kebobolan.


Namun, urusan mencetak gol kedua pelatih gaek itu justru dinilai gagal sebab tak ada gol yang bersarang ke gawang. Namun Indonesia lebih disorot karena berstatus sebagai tuan rumah yang seharusnya kesempatan meraih poin penuh dengan dukungan supporternya. 


Sementara Vietnam, dinilai mencapai target minimal, seri di kandang lawan sehingga lebih besar peluangnya ketimbang Indonesia di Leg 2, Senin (9/1-2023), pukul 19.30 WIB di Hanoi, Vietnam. Alsannya, klasik saja karena Vietnam main di depan pendukungnya. 


Kendati demikian, Timnas Indonesia masih tetap berpeluang jika mampu membungkam Vietnam di kandangnya. Meminjam istilah komentator sepak bola Binder Singh yang menegaskan bahwa dalam sepak bola itu tidak ada yang mustahil. Dalam artian, segala kemungkinan bisa saja terjadi dan mengejutkan. 


Seperti diketahui, laga awal semifinal AFF Mitsubishi Electric Cup 2022, berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Jum'at, (6/1-2023), pukul 16.30 WIB, dipercepat dari jadwal semula pukul 19.30 WIB sebagai upaya antisipasi faktor keamanan jika main malam.


Laga perdana perebutan tiket partai puncak ke babak final ini berjalan ketat. Sejak kick off babak pertama, kedua tim langsung agresif dan saling menyerang. Meski penerapan strategi kedua pelatih nampak berbeda.


Anak asuhan pelatih Park Hang-seo lebih banyak menguasai bola, namun tak mampu menembus kokohnya pertahanan Pasukan Garuda yang dikawal Jordi Amat, Fachruddin Aryanto dibantu Arhan Pratama di kiri dan Asnawi Mangku Alam di kanan. Apalagi di lapangan tengah ada pemain muda Marselino Ferdinand begitu mobile (baca: mobail) dan sering memutus serangan Vietnam. 



Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Foto: Dok. PSSI).


Kritik Layaknya yang Melecut Semangat, 

bukan Menyudutkan Pemain


Pola racikan pelatih Shin Tae-yong nampaknya memilih banyak bertahan kemudian melakukan serangan balik di sisi kiri, kanan atau tengah yang tergantung momennya. Strateginya relatif berhasil yang dibuktikan dengan terciptanya sejumlah peluang bagi skuad Indonesia. 


Sayangnya, peluang itu lagi-lagi sepertinya terulang lagi pada fase grup ketika Indonesia melawan Thailand dan juga Filipina, peluang-peluang tidak berbuah gol. 


Sebagai amsal, penyerang sayap Yakob Sayuri dalam laga ini sedikitnya 3 sampai 4 peluangnya tak tercipta menjadi gol. Jelasnya, menit ke-25 (25"), 30,' 32,' dan juga sundulan kepalanya yang dipantulkan ke bawah, semuanya masih dapat diantisipasi penjaga gawang Vietnam. 


Demikian juga striker Timnas, Dendy Setyawan juga sedikitnya ada 2 peluang bagus, tembakan jarak jauh Arhan Pratama dan peluang lainnnya semuanya masih mentah dan tak menghasilkan gol. 


Haruskah pemain yang mampu menciptakan peluang tapi tak berbuah gol disalahkan atau disudutkan? Evaluasi dan kritk itu harus karena sejatinya Timnas itu bukan milik PSSI semata tapi milik publik sepak bola Indonesia. Yang diharapkan kritiknya menjadi pelecut semangat pemain untuk bermain lebih baik.


Yang kurang bijaksana kalau ada pihak yang menyudutkan pemain secara berlebihan sehingga melunturkan semangat pemain dan mempengaruhi penampilan selanjutnya. Kenapa? Jangan sampai kerja keras, kreasi dan perjuangannya terkesan tidak dihargai. 


Dalam laga Indonesia vs Vietnam, yang sedikit disesalkan, STy dinilai terlambat menurunkan amunisi baru untuk Timnas Indonesia mengimbangi Vietnam yang pada babak kedua banyak merotasi pemainnya, termasuk kapten timnya.


Adalah Fadly, pendukung setia Tim Merah Putih dari Makassar, usai laga berkomentar. Fadly, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di daerah ini mencatat, sekitar 3 menit lagi (masa injury time) baru diturunkan Saddil Ramadhan, Witan Sulaeman dan Spasojevic.


"Kita bukan mencampuri kewenangan dan urusan strategi pelatih. Tapi apa sih yang bisa diperbuat pemain dalam waktu 3 menit. Sebetulnya, lanjut Fadly, pemain yang diganti seperti Marselino Ferdinan, Dendi Setyawan dan yang lainnya bukan bermain jelek, tapi faktor kebugaran patut diperhatikan. 


"Apalagi cadangan Indonesia seperti Witan Sulaeman, Saddil Ramdhani dan Spasojevic kualitasnya juga tak diragukan. Menurut saya, seandainya Shin Tae-yong menurunkan amunisi baru tersebut 10 sampai 15 menit saja sebelum berakhir pertandingan, saya prediksi hasilnya bisa lain, " ujar Fadly menyoroti STy. 



Pelatih Vietnam, Park Hang-seo (Foto: Fok. bondan.com.vn)


Penulis: MUH. BASIR

Editor: SUCI SRI WAHYUNI

Hukum

×
Berita Terbaru Update