Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Titian Sukses Prof. Dr. Drs. Slamet Riadi Cante, M.Si (1): Jangan pernah Menghindar dari Ketidaknyamanan karena di Balik itu Kebahagiaan Menanti

Rabu, 05 Oktober 2022 | 11:56 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-15T07:02:10Z
Prof. Dr. Drs, Slamet Riadi, M , Si, Guru Besar Kebijakan Publik FISIP Universitas Tadulako Palu Sulteng

NUANSABARU.ID, PALU -- Penampilan kesehariannya terbilang sederhana dan tak ada kesan mau menonjolkan diri. Namun, ia suka berpakaian rapi dan besih. Jikalau bertutur kata pun tidak meledak-ledak, namun ketika diajak bicara langsung direspon dengan serius dan statement-nya mengena.


Itulah sepintas kesan pertama, sosok Slamet Riadi Cante, akademisi yang sukses meniti karier di bidangnya. Slamet Riadi yang bernama lengkap Andi Slamet Riadi Cante, dikukuhkan menjadi Guru Besar (Profesor) bidang llmu Kebijakan Publik Fakutas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad) Palu Sulawesi Tengah.

Pengukuhannya berlangsung dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Tadulako. Dikukuhkan jadi guru besar oleh Ketua Dewan Profesor Untad, Prof. Dr. Ir. Mery Napitupulu, Ph D. Dihadiri Rektor Univetsitas Tadulako Palu, Prof. Dr. H. Ir. Mahfudz, MS dan jajaran pejabat teras perguruan tinggi terbesar di Sulteng itu.

Slamet Riadi, saat itu menyampaikan Pidato Penerimaan Jabatan Fungsional Guru Besar dengan judul, "Collaborative Governance Dalam Proses Formulasi Kebijakan Publik. "

Sejak saat itu secara resmi, ia bergelar lengkap, Prof. Dr. Drs. H. Andi Slamet Riadi Cante, M. Si. Bertepatan dengan Hari Kamis, 18 Agustus 2022, sehari setelah Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan R.I ke-77, 17 Agustus 2022, lalu.

Oleh karenanya, pengukuhannya jadi Guru Besar bisa disebut sebagai Kado Ulang Tahun R.I ke-77. Sebuah kado abadi yang bisa dikatakan, tak lapuk ditelan zaman dan tak lekang dimakan usia.

Profesor Slamet Riadi dan pendampingnya, Ny. Dra Rosmaniar Labadjo, beberapa saat setelah pengukuhannya jadi guru besar (Foto: Dok. Keluarga).

Lebih Dekat dengan sosok Slamet Riadi

Bila ditelusuri, titian karier Slamet Riadi merangkak dari bawah juga. Ia dilahirkan di sebuah daerah pedesaan namanya Kampung Simae Kelurahan Baranti (dahulu namanya Kampung Benteng dan Desa Baranti). Bagian dari wilayah Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan. Tepatnya, lahir 31 Desember 1959.

Di kalangan kerabat dan warga sekampungnya, Slamet Riadi akrab dipanggil Andi Riadi (baca: Andi Riyadi). Sejatinya, ia merupakan putra ke 4 dari 7 bersaudara anak dari pasangan Andi Cante Oddang dengan Puang Cappundung atau Pungngundung.

Saudara kandung selengkapnya dari yang sulung hingga bungsu masing-masing bernama: Andi Rahma Cante, Andi Darni Cante, Andi Kartini Cante, Andi Slamet Riadi Cante, Andi Kahar Cante dan Andi Arifin Cante. Selain itu, ia juga punya seorang saudara seayah bernama Andi Mukhsin Cante dari isteri lain ayahandanya.

Pandangan klasik orangtua yang biasanya tidak meleset mengatakan, orang yang kelak akan menjadi sosok yang berhasil dan masa depannya cerah, dari masa kecilnya sudah menggejala.

Sejatinya, keluarga Slamet Riadi memang bukan keluarga terkebelakang di kampungnya. Bahkan, orangtuanya merupakan tokoh masyarakat yang beradab dan terpandang. Namun, tidak juga termasuk keluarga bergelimang dengan harta yang melimpah.

Dari kalangan kerabat dan teman-temannya mengungkapkan, Andi Riadi itu sejak kecil tampil apa adanya, murah senyum, terbuka dan bergaul dengan semua orang tanpa pandang bulu. Bila diajak bicara dipastikan terjadi interaksi yang segar dan lancar.

Riadi kecil tàk mau membanggakan ataupun menonjolkan ketokohan orangtuanya, bahkan ia suka menghargai orang lain. Di bagian bawah rumah panggungnya, sengaja dibuatkan rebbang (Bahasa Bugis, yakni ruang sederhana) yang dilengkapi dengan ladda (balai-balai) untuk tempat teman-teman dan tetangga seusianya yang main ke rumahnya.

Di sisi lain, ia termasuk tekun belajar sejak dini. Jenjang pendidikannya mulai dijalani di kampung halamannya. Tamat SDN 5 Baranti, dahulu namanya SD Simae (tahunn1972), SMPN 1 Rappang (1976) dan SMAN 157, sekarang namanya SMAN 1 Pacarijang (1979). Dalam hal ini, titian pendidikannya dari bawah ditempuh dengan tekun dan berjenjang.

Sekolahan masa kecilnya, SD Simae hanya berjarak sekira 300-an meter dari rumahnya dan Adi kecil hanya berjalan kaki ke sekolahan. Sedangkan, SMP dan SMA-nya berjarak sekira 2 kilometer dari rumahnya, sehingga pergi-pulang ke sekolahannya di tingkat sekolah menengah, terkadang naik sepeda atau naik motor, bahkan naik pete-pete atau angkutan umum antarkota.

Yang pasti, ia termasuk sosok remaja di zamanya yang tak suka neko-neko ataupun mengeluh. Ia remaja yang ikhlas menerima apa adanya. Lebih kurang seperti itulah tabiat seorang Andi Adi kecil. 

Profesor Slamet Riadi, isterinya, putra-putrinya dan sejumlah saudara kandungnya sesaat setelah pengukuhannya jadi Guru Besar (Foto: Dok, Keluarga).

Selengkapnya baca juga: Titian Sukses Prof. Dr. Drs. Slamet Riadi Cante, M. Si (2): Komitmen Pertahankan Integritas Ilmiah untuk Bangsa dan Negara, Kembangkan Kajian Keilmuan Kebijakan Publik

Slamet Riadi Sosok Alumni 
Siekolahan yang Berhasil

Bagi orang yang mengenal dari dekat berasumsi bahwa karaktetistik tersebut merupakan gejala-gejala awal yang ternyata me-refleksi-kan bahwa sosok Slamet Riadi kelak akan sukses menjadi seorang guru besar.

Ketika ditanya pesan-pesannya kepada generasi muda, sesaat usai dianugerahi gelar guru besar, rupanya karakter kecilnya yang istimewa itu baru terjawab. Profesor Slamet Riadi, ayah beranak 3 orang dari pendampingnya, Ny. Dra. Rosmaniar Labadjo memberikan pesan bermakna.

"Jangan pernah menghindar dari ketidaknyamanan, karena di balik semua itu kebahagiaan menanti, "pesannya singkat via WhatApps rada bijak dan mengena.

Kembali ke titian jenjang pendidikan, ilmuwan yang menyukai warna hijau ini, setelah tamat SMAN 1 Rappang tahun 1979, ia melanjutkan penddikannya ke perguruan tinggi. Jelasnya, Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, perguruan tinggi terbesar di wilayah Timur Indonesia. Jaraknya sekira 180-an kilometer dari kediamannya.

Selama 6 (enam) tahun ia berhasil menyelesaikan studinya, program S1 (Strata Satu) jurusan Ilmu Adminstrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) UNHAS tahun 1985. Gelarnya, Drs. (Dokterandus), yang kemudian diregulasi alumni FISIP itu sekarang bergelar S. Sos.

Jikalau dirunut, Profesor yang Bumi kelahirannya di sebuah kampung kecil di Sidrap Sulsel, yang namanya Simae, ia alumni sekolahan yang berhasil. Artinya, dari ratusan teman seangkatannya, yang bisa meraih gelar Doktor hingga Profesor relatif sedikit jumlahnya, bahkan bisa dihitung jari.

Oleh karenanya, sekolahan tempat belajarnya patutlah berbangga dan mencatat sebagai alumni yang berhasil. Secara riil, Andi Slamet Riadi merupakan alumni 1972 SDN Simae (SDN 5 Baranti), alumni 1976 SMPN 1 Rappang, alumni 1979 SMAN 157 (SMAN 1 Rappang) dan alumni 1985 UNHAS Makassar.

Saban hari ketika digelar Reuni Alumni di sekolahnya, SMA Negeri 1 Rappang, Andi Slamet Riadi terkadang menyempatkan diri untuk hadir sembari bersilaturahim dengan teman-temannya. (bersambung).

Penulis: MUSAFIR
Editor: ABDUL








 




Hukum

×
Berita Terbaru Update