Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tujuh Golongan Manusia Dapatkan Pertolongan Tuhan di Hari Kemudian

Sabtu, 04 Februari 2023 | 10:47 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-05T05:04:00Z

Sari Khutbah Jum'at Al Ustadz M. Darwis Abbas 

di Madjid Nur Afiah RS Regional Wahidin 


 
Potret Masjid Nur Afiah RS Regional Wahidin, dari depan atau arah Barat Laut (Foto: ABDUL/Nuansabaru.id). 


NUANSABARU.ID, MAKASSAR - Secara rutin setiap Jum'atan pesan- pesan religius berkumandang dari para khatib, pembawa khutbah. Mulai dari masjid-masjid di pelosok hingga di kota-kota besar. Pesan-pesan para khatib tentunya mengandung makna
yang dapat dipetik hikmahnya untuk menjalani kehidupan ini.

Salah satunya, Jum'atan (baca: rangkaian salat Jum'at berjamaah) di Madjid Nur Afiah Kompleks Rumah Sakit Regional Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jum'at, (3/2-2023). Pembawa khutbah Jum'at, Ustadz Muhammad Darwis Abbas, S. Ag, M. Pd. Jamaahnya, para dokter dan karyawan RS Regional Wahidin Makassar, sejumlah  pendamping pasien dan unsur lainnya.
 


Al Ustadz Muhammad Darwis Abbas mengangkat topik tentang golongan manusia yang mendapatkan pertolongan Tuhan di hari kemudian. Diungkapkannya bahwa setelah hari kiamat manusia berkumpul di Padang Mahsyar untuk mendapatkan pengadilan Tuhan.

Ketika itu, manusia membutuhkan pertolongan dan tak ada yang bisa memberikan pertolongan kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa. Terkait dengan itu Ustadz Darwis (nama singkatnya) menyebutkan, ada 7 (tujuh) golongan manusia yang mendapatkan pertolongan Tuhan YMK.

Pertama, pemimpin yang arif dan atau bertanggungjawab. Dengan mendasari Alqur'an dan hadist, mubaliq itu menggambarkan sosok pemimpin itu bermakna luas. Kalau disarikan, dapat dimaknai bahwa kita semua adalah pemimpin yang dimintai pertanggunganjawaban tentang kepemimpinan kita.

Ustadz Darwis mencontohkan seorang asisten rumah tangga itu adalah pemimpin. Dia akan ditanya pertanggungjawaban tentang amanah yang diberikan majikannya, apakah dilaksanakan dengan baik. "Kalian adalah pemimpin yang akan bertanggungjawab tentang kepemimpinannya," tegas Ustadz Darwis.

Kedua, pemuda yang taat atau pemuda yang tumbuh dalam ketaatan. Masa muda, urai Ustadz Darwis adalah masa paling rawan. Kelak di hari kemudian akan ditanya manusia apakah masa mudanya itu dimanfaatkan dengan baik untuk beribadah. Kalau masa muda itu dimanfaatkan dengan baik untuk taat beribadah, maka golongan manusia ini akan mendapatkan perlindungan Tuhan YME kelak.

Ketiga, lelaki yang terpaut hatinya di masjid. Kaum lelaki memang tempat salatnya selayaknya di masjid. Maksudnya, kaum lelaki yang selalu salat di masjid atau istilah populernya senantiasa memakmurkan masjid, merupakan satu golongan manusia yang mendapat perlindungan Tuhan.



Ini wajah Masjid Nur Afiah RS Wahidin bagian atas samping kanan atau dari arah Timur (Foto: ABDUL/Nuansabaru.id)


Lelaki yang Menolak Maksiat


Keempat, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah. Penegasan khatib Jum'atan tersebut bila dimaknai lebih jauh bahwa interaksi sosial antarmanusia dengan manusia lainnya, baik dalam hubungan persahabatan, bisnis dan sebagainya itu karena Allah akan mendapatkan perlindungan Tuhan. "Bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, bukan sekedar bisnis," ujarnya.

Kelima, lelaki yang diajak berbuat maksiat tapi dia menolak. Ustadz itu juga menggambarkan jikalau seorang lelaki yang diajak maksiat, wanitanya cantik, tapi ia menolak dengan alasan takut kepada Allah, juga akan mendapat perlindungan Tuhan.

Keenam, sedekah yang disembunyikan. Menurut ustadz kharismatik itu, brsedekah yang disembunyikan, bahkan tangan kirinya pun tidak mengetahui bahwa tangan kanannya bersedekah, salah satu golongan manusia yang mendapatkan perlindungan Tuhan.

Ketujuh, lelaki yang menyendiri dan menangis karena Allah. Poin terakhir yang diuraikan Ustadz Darwis, golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Tuhan, bila seseorang menyempatkan diri menyendiri dan menangis.

Bila dimaknai sekilas, jikalau seseorang menyempatkan diri menyendiri, bertobat dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah kemudian menangis, juga akan memperoleh perlindungan dari Allah SWT di hari kemudian. (*).


Penulis: SUCI SRI WAHYUNI
Editor: ABDUL

Hukum

×
Berita Terbaru Update