![]() | ||
|
Piala dunia memang selalu menyimpan hal yang
menarik untuk diulik. Salah satunya, status juara bertahan yang konon merupakan
kutukan alias kesialan hingga akan gagal total di edisi berikutnya.
NUANSABARU.ID, QATAR - Kondisi ini dipertegas tiga piala dunia
terakhir, di mana juara bertahan tidak mampu melewati penyisihan grup. Lihat
saja tahun 2010 di Afrika Selatan, Italia yang berstatus juara bertahan tampil
loyo dan menjadi juru kunci penyisihan grup di bawah Paraguay, Slowakia, dan
Selandia Baru.
Nasib serupa dilakoni Spanyol empat tahun
berselang. Jawara Piala Dunia 2010 itu harus pulang dari Brasil dengan sangat
dini karena tidak kuasa sampai ke babak 16 besar. Kutukan berlanjut di Piala
Dunia Rusia 2018, di mana Jerman yang empat tahun sebelumnya menjadi kampiun
harus hancur lebur juga di babak penyisihan grup.
Kondisi serupa pernah menimpa Prancis di
Piala Dunia 2022 Korea dan Jepang. Kedigdayaan Prancis sebagai juara bertahan
piala dunia dan piala Eropa tak terlihat sama sekali dan langsung rontok
sebelum fase gugur.
Jika ditarik jauh ke belakang, ternyata
Brasil pun tidak lepas dari kutukan ini. Setelah menjuarai Piala Dunia 1962, Tim
Samba harus tersingkir di fase grup Piala Dunia berikutnya di Inggris.
Pertanyaannya sekarang, akankah kutukan itu
tetap berlaku di Piala Dunia Qatar 2022? Apakah Prancis akan jadi korban
berikut dari status juara bertahan? Atau
malah Les Bleus akan menghancurkan kutukan itu?
Ini tentu menarik ditunggu. Tapi yang jelas,
anak asuh Didier Deschamps telah mengawali kiprah di Qatar secara impresif,
dengan menaklukkan Australia di Al Janoub Stadium (23/11/2022).
Bayangan kutukan sebetulnya sempat mencuat saat
Craig Goodwin membawa Australia unggul cepat saat pertandingan baru berjalan 9
menit. Namun Prancis bisa merespon lewat gol Adrien Rabiot menit ke-27 (27’), Olivier
Giroud (32’ dan 71’) serta Kylian Mbappe (68’). Skor berakhir 4-1 untuk
keunggulan Prancis.
Masih ada Denmark dan Tunisia yang harus
dihadapi Prancis di Grup D untuk membuktikan apakah mereka bisa memutus kutukan
juara bertahan. Namun terlepas dari hal itu sebenarnya Prancis telah mengalami
“kutukan” berbeda bahkan sebelum
turnamen dimulai.
“Kutukan” atau kesialan itu berupa badai
cedera yang melanda para pemain kunci. Mulai duo gelandang pilar Piala Dunia
2018, N’Golo Kanté dan Paul Pogba, kiper Mike Maignan, hingga bek tangguh
Presnel Kimpembé.
Dua amunisi utama juga tumbang saat latihan
jelang turnamen dimulai. Mereka yakni
penyerang potensial Christopher Nkunku, serta peraih Ballon d’Or 2022, Karim
Benzema. Terbaru, bek kiri Lucas
Hernandez harus jadi tumbal kemenangan atas Australia dan harus menyudahi
perjalananya di Piala Dunia Qatar.
Badai pemain andalan cedera tentunya sangat
berat bagi tim mana pun. Namun Prancis adalah tim yang punya kedalaman skuad istimewa dan banyak stok pemain berlabel bintang. Faktor pelatih mumpuni dan gaya permainan variatif juga turut mendukung.
Kira-kira siapa lebih ampuh, Prancis atau kutukan juara bertahan? Jawabannya, saksikan laga Prancis selanjutnya. (*).
Penulis: MUSAFIR YD
Editor: ABDUL